Header

Siapa Pengkhianat Gus Dur?




INILAH.COM, Jakarta – Debat kusir dan saling tuding siapa pengkhianat KH Abdurrahman Wahid di tubuh PKB menjadi ramai menjelang pelaksanaan pemilu. Siapa sebenarnya penghianat Gus Dur? Muhaimin Iskandar, Yenni Wahid, Effendy Choirie, atau Gus Dur yang mengkhianati PKB?.


Bermula dari spanduk bergambar foto Gus Dur yang beredar di Jombang, Jawa Timur. Tulisan spanduk itu cukup provokatif: ‘Saya Saja Dikhianati, Apalagi Sampeyan’.

Sebenarnya tidak jelas siapa obyek dari spanduk itu, termasuk siapa subyek spanduk itu. Namun, spanduk itu jelas memancing reaksi tidak kecil dari pihak-pihak tertentu.

PKB yang kini dipimpin Muhaimin Iskandar salah satunya yang merasa tersinggung dengan beredarnya spanduk-spanduk itu. Bekas loyalis Gus Dur yang kini di kubu PKB Muhaimin, Effendy Choirie malah menuding Yenny Wahid sebagai penghianat Gus Dur. “Itu (spanduk) bukan tingkah laku Gus Dur. Mungkin Yenny yang mengkhianati. Kalau pendukung enggak terpengaruh sama hal itu,” kata Ketua FKB, Effendi Choirie di Jakarta, Selasa (24/3).

Choirie menegaskan, PKB sama sekali tak merasa mengkhianati Gus Dur. Justru sebaliknya, PKB setia dan selalu menjalankan semua kewajiban DPP. “Kita tak terbakar kok. Mungkin yang bikin itu barisan sakit hati PKB,” ujar dia. Terkait dengan spanduk tersebut, pihaknya tak akan bereaksi berlebihan. Kader PKB dengan sendirinya akan menurunkan spanduk provaktif itu.

Interpretasi yang muncul dari tulisan di spanduk itu, Gus Dur saja dikhianati oleh Muhaimin, apalagi para pemilih? Demikian kira-kira maksud dari isi spanduk itu. Jika dikaitkan dengan gerakan politik Gus Dur dan Yenni Wahid khususnya di Jawa Timur, memang seperti mengkonfirmasikan isi spanduk itu.

Beberapa pekan lalu, misalnya, di forum bersama PKB Gus Dur dan Partai Gerindra, Gus Dur dan Yenni Wahid menegaskan agar pendukungya mengarahkan dukungan kepada Partai Gerindra dalam pemilu legislatif mendatang. Tampaknya, indikasi ampuhnya arahan Gus Dur mulai terbukti. Dalam beberapa kampanye terbuka PKB di wilayah Jawa Timur tampak sepi peminat. Situasi ini sangat kontras saat Pemilu 2004 lalu.

Sementara Yenni Wahid menolak jika pihaknya yang mengintruksikan para loyalisnya untuk membuat spanduk tersebut. Menurut dia, jika pun muncul spanduk itu, hanyalah kreativitas kader-kader di akar rumput. “Kami tidak ada instruksi soal spanduk itu. Itu adalah kreativitas teman-teman di akar rumput saja,” jelasnya kepada INILAH.COM, Selasa (24/3) di Jakarta.

Menurut Yenni, jika membaca isi spanduk itu memang ada benarnya. Karena itu, katanya, tidak menjadi penting siapa yang memasang spanduk itu. “Saya rasa tidak penting siapa yang memasang spanduk itu. Yang penting isinya benar atau tidak,” tegasnya.

Menurut dia, jika isi spanduk tidak benar, masyarakat tidak akan merespon spanduk tersebut. Sebaliknya, jika isi spanduk benar, maka ada rasa panik. “Masalahnya mereka (PKB kubu Muhaimin) merasa mengkhianati nggak? Menurut saya, yang penting adalah kebenaran isinya. Kenapa panik kalau tidak benar isinya,” katanya.

Yenni juga membantah tudingan Effendi Choirie bahwa dirinyalah pengkianat Gus Dur. Menurut dia, hingga saat ini dirinya masih bersama Gus Dur dan tetap mengawal Gus Dur. “Saya mengorbankan kesempatan untuk menjadi caleg demi bersama Gus Dur,” tegasnya.

Sedangkan Effendi Choirie, sambung Yenni, lebih mengedepankan ambisinya menjadi anggota DPR. Menurut Yenni, justru Effendi yang gila jabatan. “Masak gitu kok tidak mengkhianati Gus Dur,” tanya Yenni.

Dalam Pemilu 2004 lalu, PKB mendapat dukungan 10,57% atau 52 kursi parlemen. Dalam beberapa survei politik suara PKB anjlok drastis. Seperti survei Reform Institute terbaru awal Maret lalu mengungkapkan PKB mengalami kemerosotan dengan memperoleh 3,7%. Konflik yang terus mendera PKB ini diyakini akan meembuat partai warga nahdliyin ini terpuruk dalam Pemilu 2009 ini.

0 komentar: