Header

Puisi-Puisi Karangan Presiden Kita SBY



SBY selain beliau Pemimpin Negara ini, Pemimpin pemerintahn, serta orang yang begitu sibuk dalam menangani masalah negara, ternyata beliau juga pandai dalam membuat puisi. di bawah ini dapat kita lihat beberapa puisi karangan beliau.





1.Pelabuhan Akhir
Oleh:
Dr. Susilo Bambang Yudhoyono

Bolehkah aku berterus terang padamu, kekasih
Kau terlalu. Terlalu! Bencinya aku padamu Gayamu itu. Kata-katamu

Tak pantas kau memperlakukanku seperti itu Memangnya kau ini siapa? Sombong benar. Berputar-putar mempermainkanku tak henti-henti

Cukup sayang! Aku harus berlayar Jauh. Kau tak akan melihatku lagi Akan kuarungi dua samudra Akan kujelajahi dua benua Ku tak takut. Ku tak gentar. Karena kutahu Kau telah menunggu di pelabuhan akhir, pelabuhan hatiku.


2.Kangen
Oleh:
Dr. Susilo Bambang Yudhoyono

Rindunya hatiku padamu, Kekasih tambatan jiwa Di seberang sana

Bolehkah kutitipkan salam lewat burung kenari yang terus bernyanyi

Sayang, aku kangen pada pelangi di matamu, dan kasih indah di dadamu Masihkah bersemi?


3.Kasih dan Kehidupan
Oleh:
Dr. Susilo Bambang Yudhoyono

Halusnya jari-jari lentik memetik gitar di halaman belakang ketika anggrek bulan tengah mekar

Merdunya tembang penyanyi tua dalam lantunan kasih dan getar rindu suka cita di masa silam

Ya, Rabbana teduh jiwaku dalam syukur ketika kau turunkan rahmat di kehidupan yang bening dan tulus

Meski hatiku terus berkelana di liku bukit medan kembara langkahku tak sesat, atau terjatuh di ngarai tandus tak bersahabat karena di balik cakrawala kulihat mentari pagi berdendang melambai menabur kasih dan cahaya kehidupan


4.Mahligai Kasih
Oleh:
Dr. Susilo Bambang Yudhoyono

Anak-anakku, Kau bangun mahligai cinta di taman kehidupanmu yang teduh hari ini

Kembang kasih tengah mekar di hatimu Bersemi, Merajut hari-hari, yang telah lama kau titi Kau tengadahkan jiwa dalam lantunan tembang kesyukuran abadi

Tetapi, kutitip pesan untukmu, anak-anakku Taman bathin yang kau sirami dengan cahaya harapan dan keindahan tak kan selalu cerah, meski tak kering berkah

Jika kau tatap jaman di kejauhan engkau tengah berlayar di arung Samudera raya di antara karang, topan dan bulan purnama

Perjalananmu panjang, anakku dan tak miskin rintangan serta godaan Namun, layar telah kau kembangkan Jangan surut dan tertinggal di buritan

Satukan jiwamu, jemput masa depanmu, di tanah kemenangan Abadi dalam keberkahan Tuhan



5.Cinta
Oleh:
Dr. Susilo Bambang Yudhoyono

Cinta itu buta Cinta itu dahaga Cinta itu kembara Kemana, Kekasih kau kupuja?

Lembah yang dalam, tak perlu kau turuni Gunung yang menjulang, tak perlu kau daki Laut yang membentang, tak perlu kau arungi Karena cinta tak pernah pergi, di sini di dalam hati

Mestikah cinta terus bersinar dalam kelam yang mulai pudar dalam jiwamu yang makin bergetar dan bola matamu yang kian berbinar



6.Kedasih dan Melati Putih
Oleh:
Dr. Susilo Bambang Yudhoyono

Putih indah melati putih Melambai-lambai di ujung sana Putih-putih si kuntum bersih Putih hati penuh kasih

Pagi-pagi melati mekar Mekar jiwaku di alam bebas Bersama kedasih dan bunga cempaka Berputar hidup di tanah raya

Jiwaku menyeru hidup yang satu Tatap pasti si melati putih Hidup bersih, pesona putih Mesti kucari dan terus kudaki



7.Kedamaian
Oleh:
Dr. Susilo Bambang Yudhoyono

Harus kutunggu datangnya purnama ketika kutanyakan padanya, wajah ayu berguan biru, di matanya, dan dalam jiwanya Apa yang kau rindukan?

Dalam kegelapan sulit kubicara, katanya. Karena alam lengang menuntunku ke bukit hampa tanpa raga dan jiwa yang merana

bukankah kegelapan hati tak tidak ada dalam jiwa yang merdeka? Dan pelita harapan Tetap bersinar di alam redup, dalam cahaya keabadian?

Ketika purnama bersenandung di atas pelataran, menggandeng erat pujaan dergaun biru, kulihat senyum keteduhan di di bibirnya: Rinduku pada kedamaian Sang bulan, kemana dia gerangan?


8.Demi Waktu
Oleh:
Dr. Susilo Bambang Yudhoyono

Bulan di atas perahu Sendu

Cemara di kaki gunung Termenung

Lolong di keheningan malam Kelam

Pengemis di ujung kota Duka

Ku tahu waktu menjanjikan berkah Kuburu, pantang menyerah Apalagi pasrah.

0 komentar: